Normative-Re-Educative (Pendidikan yang berulang
secara normatif) Jenis strategi inovasi yang ketiga adalah normatif
re-edukatif (pendidikan yang berulang) adalah suatu strategi inovasi
yang didasarkan pada pemikiran para ahli pendidikan seperti Sigmund
Freud,John Dewey, Kurt Lewis dan beberapa pakar lainnya (Cece Wijaya
(1991), yang menekankan bagaimana klien memahami permasalahan
pembaharuan seperti perubahan sikap, skill, dan nilai-nilai yang
berhubungan dengan manusia Dalam pendidikan, sebuah strategi bila
menekankan pada pemahaman pelaksana dan penerima inovasi, maka
pelaksanaan inovasi dapat dilakukan berulang kali. Misalnya dalam
pelaksanaan perbaikan sistem belajar mengajar di sekolah, para guru
sebagai pelaksana inovasi berulang kali melaksanakan perubahan-perubahan
itu sesuai dengan kaidah-kaidah pendidikan. Kecenderungan pelaksanaan
model yang demikian agaknya lebih menekankan pada proses mendidik
dibandingkan dengan hasil dari perubahan itu sendiri. Pendidikan yang
dilaksanakan lebih mendapat porsi yang dominan sesuai dengan tujuan
menurut pikiran dan rasionalitas yang dilakukan berkali-kali agar semua
tujuan yang sesuai dengan pikiran dan kehendak pencipta dan pelaksananya
dapat tercapai
Desentralisasi dan Demokratisasi pendidikan. Pertama,
desentralisasi kewenangan di sektor pendidikan. Desentralisasi lebih
kepada kebijakan pendidikan dan aspek pendanaannya dari pemerintah pusat
ke pemerintah daerah. Kedua, desentralisasi pendidikan dengan fokus
pada pemberian kewenangan yang lebih besar di tingkat sekolah. Konsep
pertama berkaitan dengan desentralisasi penyelenggaraan pemerintahan
dari pusat ke daerah sebagai bagian demokratisasi. Konsep kedua lebih
fokus mengenai pemberian kewenangan yang lebih besar kepada manajemen di
tingkat sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar